Saco-
Indonesia.com - Sehat tidaknya mengonsumsi telur masih menjadi kontroversi. Pendapat
terbaru menyebutkan, konsumsi telur secara berlebihan akan meningkatkan risiko penyakit jantung
dan stroke.
Meski selama ini telur dianggap "jahat" karena kandungan
kolesterolnya, tapi menurut penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine,
ternyata bukan kolesterol dalam telur yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Zat metabolit yang ditemukan dalam kuning telur yang disebut licithin disebut sebagai biang
keladinya. Saat lecithin dicerna, ia akan dipecah menjadi komponen yang berbeda, termasuk senyawa
kimia kolin.
Ketika bakteri di usus memetabolisme kolin, akan dilepaskan
kandungan yang oleh liver diubah menjadi komponen yang disebut trimethylamine N-oxide (TMAO).
"TMAO akan mempercepat plak dan pengumpulan kolesterol di pembuluh darah
sehingga risiko penyakit jantung dan stroke meningkat," kata Stanley Hazen, kepala
departemen kedokteran sel dan molekuler di Cleveland, AS.
Hasil penelitian
tersebut dipublikasikan dua minggu setelah kelompok peneliti melaporkan tentang carnitin
(ditemukan di daging merah dan minuman energi) dan risiko serangan jantung.
"Kedua penelitian ini menunjukkan cara baru yang potensial untuk mengenali risiko pasien
terkena penyakit jantung," kata Hazen.
Lantas, perlukah kita membuang
kuning telur? Belum perlu. Menurut Hazen, masih diperlukan studi lebih mendalam untuk
mengonfirmasi penemuan awal ini.
"Konsumsi dalam jumlah sedang adalah
kunci. Selain itu kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi dan kolesterol karena mengandung
zat kimia yang akan diubah menjadi TMAO," katanya.
Sumber
:Womens Health/Kompas.com